essay tentang kesehatan lingkungan
KataBijak Bahasa Inggris dan Artinya - Contoh Essay Bahasa Inggris tentang Pendidikan di Indonesia - Essay merupakan sebuah tulisan yang bermaksud untuk menunjukkan ide atau gagasan akan sesuatu hal yang sedang menjadi trending topik atau isu yang sering ditemui pada kehidupan sehari - hari. Essay biasanya dijadikan sebagai tugas dalam belajar bahasa inggris.
1 Tujuan Umum. Menciptakan kondisi lingkungan Puskesmas Karangan yang berteman hati (bersih, tertib, aman, sehat dan indah) 2. Tujuan Khusus. a. Menciptakan tata tertib atau peraturan di lingkungan Puskesmas bagi seluruh warga puskesmas yang telah disepakati bersama baik pengguna layanan maupun penyedia layanan di puskesmas dalam rangka
a Guru mencoba mengajukan pertanyaan sederhana tentang persyaratan kandang dan hubungannya dengan aspek kesehatan ternak b. SiSwa mengajukan pertanyaan tentang basil pengamatan di lingkungan sekitar Keglatan Mengumpulkan Informasl a. Guru memberikan tugas kepada siSwa dalam bentuk kelompok untuk mengamati kandang praktek sekolah dan kandang ternak
TOPIK:PELAYANAN KESEHATAN WARGA MISKIN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua umat manusia tanpa membedakan status sosialnya. Jika seseorang sakit, dia tidak akan mampu melaksanakan berbagai tugas dan kewajibannya. Hal tersebut akan berdampak bagi kelangsungan hidupnya dan keluarganya.
Haloteman-teman sahabat geografi, kali ini saya akan bagikan lagi contoh soal essay geografi bab Lingkungan Hidup. Saya akan berik contoh sebanyak 10 buah saja. Silahkan kembangkan lagi jika memang kurang cocok dan kalau bermanfaat jangan lupa share sebanyak-banyaknya.
mơ quan hệ với người yêu cũ. i am a human
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pada hakikatnya bahwa lingkungan di Banggai Kepuluan telah mengalami krisis merupakan satu fakta yang harus dipahami dan disadari. Dan bahwa krisis tersebut akan mengancam keberlanjutan Banggai Kepulauan, merupakan satu premis yang penting untuk direnungkan dan direspon. Persoalannya adalah dimana akar sebabnya? sebagaimana kita ketahui, ideologi pembangunan yang materialistik selama ini telah mendorong proses-proses pembangunan yang luar biasa. Pada saat yang sama, akan tetapi, capaian pembangunan tersebut harus diakui belum membawa kesejahteraan pada seluruh masyarakat yang ada di Banggai Kepulauan. Dilain pihak, pembangunan yang terjadi berdampak buruk bagi ekosistem dan lingkungan hidup masyarakat. Yang menjadi pertanyaan untuk kita sekalian bahwa ekosistem dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan tanggung jawab siapa? Baik lingkungan hidup di Desa maupun di Ibu Kota Kabupaten. Lalu pertanyaan kembali muncul apa yang menarik di Kabupaten Banggai Kepulauan? Ada begitu banyak persoalan lingkungan yang perlu menjadi perhatian kita bersama. Meskipun Pemerintah Daerah telah berupaya namun pada kenyataannya Kabupaten Banggai kepulauan tidak begitu menarik dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain. Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi dapat kita dianggap sebagai suatu krisis lingkungan. Dalam krisis lingkungan ini, kita akan memahami dua pandangan lingkungan yang harus menjadi fokus kajian kita. Pandangan yang pertama tentang kebersihan lingkungan hidup di Kota Salakan dan di Pedesaan secara universal serta pandangan tentang pengelolaan sampah. Kebersihan lingkungan harus menjadi perhatian kita bersama untuk menjawab pertanyaan dan premis yang sudah disampaikan di awal. Misalnya saja lingkungan kotor Pantai Indah Salakan PIS, dimana banyak pembuangan sampah yang dilakukan oleh masyarakat di area tersebut sehingga di bibir pantai tersebut banyak sampah yang berserakan. Sementara itu, perawatan pantai tidak dilakukan secara berkelanjutan. Padahal, jika area tersebut ditata dengan rapi, dibersihkan dan difungsikan mungkin akan menjadi sebuah hal yang menarik untuk diperbincangkan ditengah masyarakat pada umumnya. Begitu juga lingkungan yang kotor di sekitar area Monumen Trikora Salakan. Padahal kita ketahui bersama bahwa Monumen itu merupakan Monumen kebanggaan yang ada di Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free “KRISIS LINGKUNGAN, TANTANGAN DAN HARAPAN DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN” Krisman Tuyu tuyukrisman Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pada hakikatnya bahwa lingkungan di Banggai Kepuluan telah mengalami krisis merupakan satu fakta yang harus dipahami dan disadari. Dan bahwa krisis tersebut akan mengancam keberlanjutan Banggai Kepulauan, merupakan satu premis yang penting untuk direnungkan dan direspon. Persoalannya adalah dimana akar sebabnya? sebagaimana kita ketahui, ideologi pembangunan yang materialistik selama ini telah mendorong proses-proses pembangunan yang luar biasa. Pada saat yang sama, akan tetapi, capaian pembangunan tersebut harus diakui belum membawa kesejahteraan pada seluruh masyarakat yang ada di Banggai Kepulauan. Dilain pihak, pembangunan yang terjadi berdampak buruk bagi ekosistem dan lingkungan hidup masyarakat. Yang menjadi pertanyaan untuk kita sekalian bahwa ekosistem dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan tanggung jawab siapa? Baik lingkungan hidup di Desa maupun di Ibu Kota Kabupaten. Lalu pertanyaan kembali muncul apa yang menarik di Kabupaten Banggai Kepulauan? Ada begitu banyak persoalan lingkungan yang perlu menjadi perhatian kita bersama. Meskipun Pemerintah Daerah telah berupaya namun pada kenyataannya Kabupaten Banggai kepulauan tidak begitu menarik dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain. Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi dapat kita dianggap sebagai suatu krisis lingkungan. Dalam krisis lingkungan ini, kita akan memahami dua pandangan lingkungan yang harus menjadi fokus kajian kita. Pandangan yang pertama tentang kebersihan lingkungan hidup di Kota Salakan dan di Pedesaan secara universal serta pandangan tentang pengelolaan sampah. Kebersihan lingkungan harus menjadi perhatian kita bersama untuk menjawab pertanyaan dan premis yang sudah disampaikan di awal. Misalnya saja lingkungan kotor Pantai Indah Salakan PIS, dimana banyak pembuangan sampah yang dilakukan oleh masyarakat di area tersebut sehingga di bibir pantai tersebut banyak sampah yang berserakan. Sementara itu, perawatan pantai tidak dilakukan secara berkelanjutan. Padahal, jika area tersebut ditata dengan rapi, dibersihkan dan difungsikan mungkin akan menjadi sebuah hal yang menarik untuk diperbincangkan ditengah masyarakat pada umumnya. Begitu juga lingkungan yang kotor di sekitar area Monumen Trikora Salakan. Padahal kita ketahui bersama bahwa Monumen itu merupakan Monumen kebanggaan yang ada di “KRISIS LINGKUNGAN, TANTANGAN DAN HARAPAN DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN” Krisman Tuyu tuyukrisman Kabupaten Banggai Kepulauan, yang sejauh ini kebersihannya tidak dirawat secara berkelanjutan. Selain itu, permasalahan kebersihan lingkungan yang ada di pedesaan. Misalnya saja pembuangan sampah dimana-mana yang dilakukan oleh masyarakat karena arah kebijakan pemerintah yang terkesan tidak serius mengurus kebersihan lingkungan sehingga pembuangan sampah terjadi dimana-mana dan ditempat yang tidak menentu. Sejauh ini, kita telah mengetahui bahwa tempat pembuangan sampah khususnya wilayah Kota Salakan telah ditentukan di satu tempat sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupeten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2036. Sedangkan di Pedesaan tempat pembuangan sampahnya tidak menentu. Ada yang membuang sampah di lahan perkebunan orang lain atau lahan kosong orang lain. Sedangkan kita ketahui bersama bahwa Tempat Pemprosesan Akhir TPA untuk Kota Salakan bertempat di Km 9 Desa Saiyong. Menurut Pasal 17 ayat 2 huruf a bahwa tempat pemprosesan Akhir TPA Saiyong dengan sistem Sanitary Landfill di Km 9 Desa Saiyong Kecamatan Tinangkung di Pulau Peling dan sekurang-kurangnya 1 Km dari jalan Namun, sejauh ini kita melihat bahwa belum dilakukan pemisahan sampah organik dan anorganik. Selain itu, jarak antara Tempat Pemprosesan Akhir dan jalan utama tidak sesaui dengan Peraturan Daerah tersebut yakni sekurang-kurangnya 1 Km dari jalan utama. Harapannya supaya dilakukan penyesuaian dan pengelolaan sampah sebaik-baiknya sehingga tidak melahirkan masalah baru di masa yang akan datang seperti pencemaran udara disekitar jalan raya. Padahal jika sampah organik dapat didaur ulang maka akan memberikan nilai manfaat. Begitu juga dengan sampah anorganik seperti kegiatan daur ulang sampah plastik setidaknya mempunyai dua nilai positif yaitu mengurangi pencemaran limbah plastik di lingkungan dan menciptakan lapangan kerja yang positif dan baik. Jadi, tantangannya ialah terletak pada pengelolaan sampah sehingga bernilai manfaat dan kebersihan lingkungan demi membahagiakan dan kesehatan masyarakat setempat dan juga bagi para pengunjung. 1Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupeten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2036. “KRISIS LINGKUNGAN, TANTANGAN DAN HARAPAN DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN” Krisman Tuyu tuyukrisman Pandangan kedua yakni kerusakan ekosistem akibat eksploitasi, kebakaran hutan dan penambangan pasir secara liar telah mempengaruhi jasa ekosistem. Jasa ekosistem adalah segala keuntungan yang didapatkan dari suatu ekosistem, khususnya yang terkait dengan kesejahteraan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupeten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2036 ternyata Kawasan Hutan Lindung sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, memliki luas kurang lebih Ha. Akibat dari proses pembangunan yang terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan baik itu pembangunan rumah pribadi dan atau perkantoran memaksa untuk eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran, ini bisa memungkinkan jumlah luas Kawasan Hutan Lindung bisa berkurang atau bahkan kita tidak memiliki Kawasan Hutan Lindung Lagi diwaktu yang akan datang. Eksploitasi hutan juga sering terjadi di pinggiran beberapa sungai tempat penambangan pasir secara liar. Akibatnya perkebunan kelapa, cokelat dan cingkeh masyarakat menjadi tempat jalannya air sungai ketika banjir terjadi. Sebagai contoh bisa kita lihat pada sungai kuala yang ada di Desa Kampung Baru Kecamatan Tinangkung Selatan dan beberapa sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini jika tidak diatasi dengan kebijkan yang sesuai, misalnya dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang yang terkait, maka bisa dipastikan tidak ada jaminan dari Pemerintah Daerah untuk dapat melindungi dan mengelola lingkungan hidup masayarakat sehingga kerusakan ekosistem terus terjadi. Maka dari itu, harapannya ialah penataan dan perhatian terhadap lingkungan serta pengelolaanya perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan ketentuan hukum yang sesuai. Sehingga tantangan kedepan adalah penegakan hukum oleh Pemerintah Daerah dan di sinkronkan dengan kebutuhan perbaikan ekosistem dan lingkungan hidup masyarakat demi keistimewaan Kabupetan Banggai Kepulauan sehingga memiliki daya tarik tersendiri sesuai dengan harapan kita sekalian khususnya generasi penerus. 2Woodruff, Bendor, 2016. Ecosystem Services in Urban Planning Comparative Paradigms and Guidlines for High Quality Plans. Landscape and Urban Planning, 2016 152 90-100. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
essay tentang kesehatan lingkungan