faktor yang menyebabkan kebendaan sumber daya alam di indonesia adalah
Justrunegara-negara yang tidak memiliki sumber daya alam seperti Singapura dan Jepang bias maju oleh karena mampu melakukan kendali atas jalur perdagangan sumber daya alam dunia. Unsur atau gatra di Bidang Idiologi Idiologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan
Halini didorong oleh sifat manusia yang serakah. Artinya, ketika satu kebutuhan sudah terpenuhi akan muncul kebutuhan yang lain. 3. c Sumber daya alam berpotensi besar mengalami kelangkaan adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bahan tambang dan bahan galian. Kelas 8 Ekonomi SMP/MTs Semester I26 26.
ads Pada dasarnya perubahan budaya adalah perubahan yang merubah segala unsur-unsur budayanya seperti pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan segala kebiasaan manusia yang terjadi di dalam suatu masyarakat. Sedangkan aspek-aspek perubahan sosial adalah perubahan struktur dan sistem sosial yang mengatur seluruh aspek
danpenerimaan dari sektor hibah sebesar 0,11%. Dari ketiga sumber yang tersebut di atas, penerimaan dari sektor pajak merupakan sumber terbesar penerimaan Negara. Hal ini dikarenakan sumber daya alam semakin lama semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui lagi, pinjaman/hutang menyebabkan adanya bunga yang sangat tinggi
HukumKeluarga adalah Hukum yang mengatur tentang perkawinan dan segala akibat hukumnya.Hukum perkawinan termasuk hukum keluarga.Keluarga adalah Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,istri, dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya,atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau kebawah sampai derajad ketiga (Pasal 1 butir 3 UU No 23 Tahun []
mơ quan hệ với người yêu cũ. Faktor yg menimbulkan kebendaan sumber daya alam di Indonesia yaknifaktor yg menjadikan kebendaan sumber daya alam di indonesia yaitufaktor yg mengakibatkan kebendaan sumber daya alam di indonesia ialahaspek yg menyebabkan kebendaan sumber daya alam di indonesia yaitufaktor yg menimbulkan kebendaan sumber daya alam di indonesia yakni Faktor yg menimbulkan kebendaan sumber daya alam di Indonesia yakni Jawaban Faktor yg menyebabkan kebedaan sumber daya alam di Indonesia adalah -Faktor geologis -Faktor iklim -Faktor Geomorfologi faktor yg menjadikan kebendaan sumber daya alam di indonesia yaitu mungkin kebendaan disini hanya sekedar kekayaan yg tak terolah dgn baik,seolah terbengkalai…pastinya SDM yg belum baik maaf sekali bila salah faktor yg mengakibatkan kebendaan sumber daya alam di indonesia ialah Letak indonesia yg strategis Jawaban Indonesia menjadi kaya tanah air yg subur Penjelasan Maaf kalo salah faktor yg menimbulkan kebendaan sumber daya alam di indonesia yakni Faktor alam aspek yg cuma dibuat oleh ilahi
Eksploitasi terhadap sumberdaya alam Indonesia yang dilakukan sejak tahun 1960an telah membawa manfaat ekonomi bagi negara, namun demikian sering terjadi pula kerugian bagi lingkungan hidup serta masyarakat di daerah-daerah yang kaya akan sumberdaya alam, sedemikian rupa sehingga memicu ketegangan sosial dan menimbulkan konflik yang disertai kekerasan. Indonesia perlu mengelola sumberdaya alamnya dengan cara yang lebih adil dan berkelanjutan daripada yang telah dilakukannya di masa lalu. Eksploitasi terhadap sumberdaya seperti kayu dan mineral di masa pemerintahan Presiden Soeharto didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang ada hubungannya dengan para elit pada rezim yang berkuasa. Meski secara formal merupakan hal yang sah, eksploitasi tersebut kerap tidak menghiraukan masyarakat serta lingkungan setempat, dan marak dengan korupsi kedinasan dan pelanggaran-pelanggaran. Hal tersebut menciptakan kondisi bagi konflik yang disertai kekerasan pada daerah berhutan seperti Kalimantan Tengah, dimana benturan budaya antara pribumi Dayak dan pendatang asal Madura berakibat pada pembantaian terhadap lebih 500 orang Madura di awal tahun 2001 dan terusirnya ribuan lagi dari daerah tersebut. Saat ini Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan model bagi pengelolaan sumberdaya yang tidak begitu merusak, akan tetapi malah terjadi peningkatan pesat pengambilan sumberdaya secara tidak sah di seluruh negara sejak tahun 1998. Bentuk-bentuk pengambilan ilegal tersebut adalah penebangan kayu, penambangan dan penangkapan ikan, dan itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang melanggar hukum ataupun pelaku “liar” yang bertindak diluar hukum. Kesemuanya itu berakibat pada pengrusakan terhadap lingkungan, pengurangan pendapatan negara, serta timbulnya kemungkinan letusan konflik di masa depan. Dalam kasus penebangan kayu, permasalahannya telah menjadi sedemikian berat sehingga sebagian besar dari hutan Indonesia terancam musnah dalam kurun waktu satu dasawarsa. Industri sumberdaya ilegal dilindungi dan kadangkala bahkan diatur oleh oknum-oknum korup diantara pegawai negeri sipil, aparat keamanan dan legislatif. Industri tersebut memanfaatkan kegundahan rakyat miskin yang merasa tidak ikut menikmati sumberdaya alam di masa Soeharto, akan tetapi sebagaimana pada eksploitasi yang dilegalisir di masa lalu, pada umumnya yang diuntungkan adalah sebuah kalangan kecil pengusaha dan pejabat korup. Oleh karenanya hal tersebut bukan saja merupakan permasalahan lingkungan hidup, melainkan juga menyangkut kepemerintahan dan tindak kejahatan. Pemerintah Indonesia telah membuat komitmen untuk menanggulangi pengambilan sumberdaya alam secara ilegal, dan dalam kasus penebangan hutan kini mengalami tekanan yang besar dari donor dan pemberi pinjaman di luar negeri serta gerakan LSM di dalam negeri. Meski pejabat yang berwawasan reformasi belum lama berselang telah mencapai berbagai kemajuan, pemerintah masih harus menempuh jalan yang panjang untuk dapat membalikkan arus. Hal tersebut dikarenakan skala geografis dan tingkat kerumitan dari pengambilan sumberdaya yang ilegal, serta terlibatnya banyak pejabat dan anggota legislatif dalam kegiatan ilegal tersebut. Permasalahannya bersumber pada lembaga negara yang bertanggungjawab untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya. Kendati ada beberapa pejabat yang jujur dan berdedikasi, korupsi dan rasa apatis masih marak. Dalam hal keterlibatan aparat keamanan, keuntungan yang diraih dari perdagangan ilegal sumberdaya merupakan sumber utama dana operasional serta harta pribadi. Koordinasi diantara lembaga negara masih lebih sering buruk, dan keadaan ini telah diperumit oleh desentralisasi otonomi daerah, yang mendorong beberapa pejabat daerah untuk menentang pengarahan dari Jakarta dan bahkan mengenakan pajak atas penebangan dan penambangan liar. Namun demikian masih terlihat secercah harapan, terutama pada sikap lebih tegas yang diunjukkan Departemen Kehutanan terhadap penebang liar. LSM-LSM dan donor luar negeri telah melakukan kerjasama dengan masyarakat setempat pada beberapa daerah yang kaya sumberdaya, untuk membujuk mereka agar tidak ikut serta dalam pengambilan yang tidak berkesinambungan, dengan hasil yang beragam. Beberapa anggota masyarakat menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengambilan semacam itu. Akan tetapi daya tarik untuk meraih keuntungan dengan cepat terasa sangat kuat dan secara meluas belum ada kesadaran mengenai dampak-dampak jangka panjang, yang antara lain bisa menimbulkan erosi dan banjir yang membahayakan dalam hal penebangan, pencemaran yang bersumber dari penambangan, serta menciutnya persediaan ikan akibat penangkapan ikan. Pengaruh pejabat yang korup serta kepentingan pengusaha pada tingkat lokal juga sangat kuat, yang berarti perubahan sikap tidak mungkin terjadi dalam waktu yang singkat. Selain menindak para pelaku dan pendukung pengambilan sumberdaya secara ilegal, pemerintah juga perlu memperhatikan sumber-sumber permintaan untuk sumberdaya tersebut. Dalam hal perkayuan, ini berarti menciutkan industri perkayuan Indonesia, yang tumbuh sedemikian besar pada peningkatan ekonomi yang terjadi di pertengahan 1990an sehingga pada saat ini industri itu mengkonsumsi kayu dalam jumlah yang lebih besar dari yang dapat dipasok hutan-hutan di Indonesia dengan cara yang sah. Lembaga negara yang melihat industri tersebut semata-mata dari sudut pandang komersial, terutama Departmen Perdagangan dan Industri serta BPPN, perlu menyadari bahwa apabila industri tersebut tidak diperkecil skalanya, maka sumber bahan baku yang tersisa yang berasal dari dalam negeri bisa habis, dengan akibat yang dahsyat. Negara-negara yang mengkonsumsi sumberdaya asal Indonesia juga sangat bertanggungjawab untuk mencegah impor komoditas yang pengambilannya dilakukan secara ilegal. Dalam kasus perkayuan, pemerintah-pemerintah dan perusahaan di Asia Tenggara, Asia Timur Laut dan dunia Barat kesemuanya harus bertindak lebih banyak lagi. Khususnya Malaysia perlu mematahkan perdagangan lintas perbatasan menyangkut kayu asal Indonesia yang di tebang secara ilegal. Hanya segelintir pakar percaya bahwa mengakhiri pengambilan sumberdaya secara ilegal di Indonesia merupakan tugas yang mudah ataupun singkat, mengingat skala permasalahannya serta berakarnya secara mendalam pada korupsi kedinasan dan politik patronase. Banyak yang pesimis bahwa arus dapat dibalikkan sebelum terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap hutan-hutan. Namun demikian, upaya pejabat yang reformis serta LSM-LSM setempat memberi isyarat bahwa apabila pemerintah mampu menjalankan kemauan politik yang diperlukan untuk menanggulangi kepentingan terselubung dalam jajarannya, maka sesungguhnya belum terlambat untuk paling tidak mengendalikan skala kerusakan dan melindungi sebagian aset alam di Indonesia bagi generasi mendatang. Jakarta/Brussels, 20 Desember 2001 The exploitation of Indonesia’s natural resources since the 1960s has brought economic benefits to the country, but it has often damaged the natural environment and society in resource-rich areas in a way that fosters social tensions and has led to violent conflict. Indonesia needs to manage its natural resources in a way that is fairer and more sustainable than in the past. The exploitation of resources like timber and minerals during the rule of President Soeharto was dominated by companies connected to the regime elite. Though formally legal, this exploitation was often heedless of local communities and the environment and permeated by official corruption and rule-breaking. It created the conditions for violent conflict in forested areas like Central Kalimantan, where a culture clash between indigenous Dayaks and ethnic Madurese immigrants led to a massacre of more than 500 hundred Madurese early in 2001 and the expulsion of thousands more from the region. Indonesia now has an opportunity to develop a less damaging model of resource management, but instead there has been a rapid upsurge of illegal resource extraction across the country since 1998. The major forms of illegal extraction are logging, mining and fishing, and they can be organised by licensed companies who violate the law or by “wild” operators who act outside it. All of these damage the environment, deprive the state of revenues and raise the spectre of future conflict. In the case of logging, the problem is so serious that it threatens to destroy some of Indonesia’s largest forests within a decade. The illegal resource industry is protected and sometimes even organised by corrupt elements in the civil service, security forces and legislature. It plays on the resentments of poor people who feel they were excluded from natural wealth during the Soeharto era but, like the legalised exploitation of the past, it mainly benefits a small circle of businesspeople and corrupt officials. It is thus a problem of governance and crime, not only of the environment. The Indonesian government has committed itself to dealing with illegal resource extraction and, in the case of logging, has come under heavy pressure to do so from foreign donors and lenders and from the NGO movement at home. Although reformist officials have made some gains recently, the government is still a very long way from turning the tide. This is because of the vast geographical scale and complexity of illegal resource extraction, and because of the complicity in illegal activities of many officials and legislators. The problems begin with the state agencies responsible for regulating resource use. Although they contain some honest and dedicated officials, corruption and apathy run deep. In the case of the security forces, the profits drawn from the illegal resource trade are a major source of operational funds as well as personal wealth. Coordination between state agencies is often poor and a further level of complexity has been added by decentralisation, which has encouraged some local officials to resist directives from Jakarta and even to impose taxes on illegal logging and mining. There are scattered signs of hope, however, notably in the firmer line being taken by the Department of Forestry against illegal loggers. NGOs and foreign donors have worked with local communities in some resource-rich areas, trying with mixed results to persuade them not to take part in unsustainable extraction. Some community members are worried about the negative impacts of such extraction. However, the lure of quick profits is powerful and there is a widespread lack of awareness about long-term impacts, which can include erosion and deadly floods in the case of logging, pollution from mining and loss of stocks with fishing. The influence of corrupt officials and business interests at the local level is also strong, meaning that change in attitudes is unlikely to be rapid. As well as tackling the perpetrators and backers of illegal resource extraction, the government needs to address the sources of demand. In the case of timber this means downsizing the Indonesian wood products industry, which grew so big in the economic boom of the mid-1990s that it now consumes far more than can be legally supplied by Indonesia’s forests. State agencies which view this industry from a purely commercial perspective, notably the Department of Trade and Industry and the Indonesian Bank Restructuring Agency, need to appreciate that if it is not scaled back, it could deplete its remaining sources of domestic raw materials, with ruinous results. Countries which consume Indonesian resources also have a major responsibility to deter the import of illegally-extracted commodities. In the case of timber, governments and companies in Southeast Asia, Northeast Asia and the West all need to take more action. Malaysia, in particular, should crack down on massive cross-border trade in illegally-felled Indonesian timber. Few experts believe that ending illegal resource extraction in Indonesia will be an easy or a rapid task given the scale of the problem and its deep roots in official corruption and patronage politics. There is much pessimism that the tide can be turned on logging before irreparable damage is done to the forests. However, the efforts of reformist officials and local NGOs suggest that, if the government can find the necessary political will to overcome vested interests within its ranks, it is not too late at least to curb the scale of the damage and preserve some of Indonesia’s natural assets for future generations. Jakarta/Brussels, 20 December 2001
Faktor-faktor yang menyebabkan Indonesia kaya akan sumber daya alam adalah karena letak astronomis negara kita yang berada di iklim tropis menyebabkan sangat kayanya keaneka ragaman hayati, secara geologis Indonesia terletak diantara 2 benua dan 2 samudra dan dilalui 2 pegunungan mediterania dan sirkum pasifik, dan wilayah laut Indonesia yang sangat BrainlyLovers!Apa kabar? Semoga selalu sehat, semangat dan tetap fokus yakKali ini kita akan bersama-sama membahas sebuah kajian yang berkaitan dengan geografi. Tema kajian kali ini adalah mengenai sumber daya alam di Indonesia. Jadi apa sih faktor yang menyebabkan Indonesia kaya akan sumber daya alam? Ada beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia kaya akan sumber daya alam yaitu1. Faktor astronomis, Indonesia berada di wilayah tropis dimana keadaan flora dan fauna sangat bervariasi. 2. Faktor geologis, Indonesia terletak diantara 2 benua dan 2 samudera yang menyebabkan potensi wilayah ini sangat strategis untuk dimanfaatkan. Kemudian Indonesia dilalui 2 pegunungan yaitu sirkum pasifik dan mediterania yang menyebabkan wilayah kita banyak dilalui gunung api3. Keadaan kelautan Indonesia yang sangat kaya dan bervariasi. Ikan, karang dan kepulauan di Indonesia sangat menarik untuk dikunjungiMungkin itu duku ya dan semoga bermanfaatPelajari Lebih LanjutJika masih ingin belajar dan membuka cakrawala lebih luas lagi bisa coba buka link-link yang tersedia berikut ini yaKajian tentang langkah strategis yang dikembangkan untuk mengatasi masalah ketahanan pangan yang disepakati dalam world food summit di roma pada November 1996 bisa buka link tentang sumber daya alam berdasarkan bentuknya bisa cek pada tentang planet-planet dan julukannya bisa cek pada jawaban Kelas 7 Mapel Geografi Bab Potensi Sumber Daya Alam IndonesiaKode Kata Kunci Indonesia Kaya, Potensi Sumber Daya Alam
Lihat Foto Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Mahakam, Samarinda, Kaltim. Provinsi ini menggantungkan sebagian pendapatan daerahnya pada aktivitas pertambangan batu bara. – Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup. Sumber daya alam nonhayati tidak menghasilkan pangan atau sandang bagi manusia. Namun sumber daya alam nonhayati mampu menghasilkan energi untuk memproduksinya. Jenis sumber daya alam nonhayati Dilansir dari situs Kemdikbud, berikut pembagian sumber daya alam nonhayati Sumber daya fosil Sumber daya fosil atau bahan bakar fosil yang digunakan manusia selama ini adalah minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Minyak bumi diolah menjadi bensin, solar, minyak tanah, aspal, lilin, dan avtur. Sementara gas alam diolah menjadi LPG liquefied petroleum gas dan LNG liquefied natural gas. Keduanya digunakan untuk menyalakan kompor atau pemanas. Sementara batu bata digunakan untuk membangkitkan listrik. Listrik adalah sumber energi utama kita saat ini. Baca juga Bahan Bakar Fosil Minyak Bumi, Batu Bara, dan Gas Alam Sumber daya mineral Sumber daya mineral biasanya diperoleh dengan cara ditambang. Contoh sumber daya mineral yakni bijih besi, bijih emas, bijih timah, berlian, permata, dan lainnya. Mineral ini diolah sebagai bahan baku peralatan dan mesin. Beberapa seperti batu mulia juga digunakan untuk perhiasan. Lihat Foto AFP PHOTO / ROMEO GACAD Warga bergotong-royong mendirikan kincir angin tambahan di kawasan turbin angin di Desa Kamanggih, Pulau Sumba, 19 Maret 2014. Sumber daya sinar matahari Matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Makhluk hidup autotrof seperti tumbuhan membutuhkan matahri untuk melakukan fotosintesis. Lihat Foto freepik Sumber daya alam – Sumber daya alam SDA adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dilansir dari situs Kemdikbud, sumber daya alam terbagi menjadi dua jenis yakni sumber daya alam hayati dan sumber daya alam nonhayati. Sementara berdasarkan sifatnya, sumber daya alam terbagi menjadi tiga macam yakni sumber daya alam kekal, sumber daya alam yang dapat diperbarui, dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Berikut penjelasannya Sumber daya alam hayati Lihat Foto Ilustrasi peternakan ayam. Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Sumber daya alam hayati bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan. Contoh sumber daya alam hayati yakni ayam, sapi, sayur, padi, jagung, kapas, kayu, teh, kopi, hingga ikan. Sumber daya alam nonhayati Lihat Foto Davide Restivo/CC Ilustrasi Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup. Contohnya air, sinar matahari, udara, tanah, bahan tambang, minyak bumi, dan gas alam. Baca juga Sumber Daya Negara-negara ASEAN Kepulauan Indonesia merupakan wilayah dengan tingkat biodiversitas sumberdaya alam yang tinggi. Sumberdaya tersebut melimpah baik di bawah permukaan bumi maupun di atasnya dalam wujud benda mati atau benda hidup. Apakah yang dimaksud dengan sumberdaya alam?. Sumberdaya alam dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu di permukaan bumi baik benda mati maupun benda hidup yang dapat diusahakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Indonesia memiliki berbagai macam sumberdaya alam yang jika dioptimalkan dengan manajemen dengan baik, maka Indonesia akan menjadi suatu negara maju dan kaya di dunia. Saat ini sumberdaya alam di Indonesia belum diusahakan dengan maksimal dan lebih banyak diusahakan oleh pihak asing memiliki teknologi untuk mengolahnya. Berbagai macam mineral mulai dari emas, tembaga, timah, batubara, nikel dan lainnya tersimpan dibawah tanah bumi pertiwi ini. Baca juga Trickle down effect pembangunan Pembahasan OSK Geografi 2019 Selain itu berbagai macam hewan, tumbuhan, pertanian banyak tersebar di seluruh pulau di Indonesia. Lalu, faktor apa yang menyebabkan beragamnya variasi sumberdaya alam di Indonesia. Setidaknya ada 3 faktor yang memengaruhi penyebaran sumberdaya alam di Indonesia yaitu Indonesia merupakan wilayah pertemuan 3 lempeng aktif dunia yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo Australia. Karena interaksi 3 lempeng itulah, memungkinkan terbentuknya berbagai macam mineral tambang dibawah bumi. Selain itu aktivitas vulkanis menyebabkan terbentuknya sumberdaya panas geotermal di berbagai wilayah. Kepulauan Indonesia berada di daerah equator yang beriklim tropis. Iklim tropis memiliki karakteristik curah hujan yang tinggi dengan intensitas matahari yang cukup sepanjang tahun. Hal tersebut merupakan faktor penunjang pertumbuhan berbagai macam tumbuhan dan hewan di atasnya. Berbagai macam spesies tumbuhan dan hewan dari mulai terkecil hingga besar hidup di atas tanah Indonesia. Geomorfologi berkaitan dengan bentuk permukaan bumi. Variasi bentuk permukaan bumi di Indonesia mulai dari dataran rendah, bukit, pegunungan, sungai, hutan dan lainnya berhubungan dengan jenis sumberdaya yang ada di atasnya. Misalnya di dataran rendah dapat diusahakan berbagai macam pertanian seperti sawah, kebun, atau lainnya. Di daerah pegunungan dengan udara sejuk cocok untuk bercocok tanam buah-buahan dan sayuran. Baca juga Faktor infiltrasi air tanah Sumberdaya alam Baca juga Traveling ke terasering indah di Majalengka yuk! BSE Geografi SMA kelas XI disini Roman31 Roman31 April 2019 1 5 Report Faktor yang menyebabkan kebendaan sumber daya alam di indonesia adalah SYAIRKU Mungkin kebendaan disini hanya sekedar kekayaan yg tak terolah dengan baik,seolah terbengkalai…pastinya SDM yang belum baik maaf sekali kalau salah 14 votes Thanks 25 More Questions From This User See All Roman31 September 2019 0 Replies Orang yang sedang mengerjakan sesuatu,seperti membiat diseain sebuah sebuah bangunan seharusnya meneladani sifat al_basir mengapa demikian. Answer Roman31 April 2019 0 Replies Proses imitasi berlangsung pertama kali di Answer Roman31 April 2019 0 Replies Faktor yang menyebabkan sumberdaya alam di Indonesia adalah Answer Roman31 April 2019 0 Replies Jenis jenis laut terdiri dari …,….,dan… Answer Roman31 April 2019 0 Replies Jenis air berdasarkan asal usulnya……dan,….. Answer Roman31 April 2019 0 Replies Manfaat tanah antara lain adalah…..dan….. Answer Recommend Questions manullanganne May 2021 0 Replies jawab dong ……….. ahmadfikrialfatah May 2021 0 Replies upaya yang paling tepat untuk menkondisikan peladang menjadipetani menetap zahra1198 May 2021 0 Replies sikap yang baik ketika bermain dengan teman misalnya IlhamLahia123 May 2021 0 Replies kerajaan perlak raja2nya siapa saja? putriwldrr May 2021 0 Replies bagi perkembangan agama Hindu, Sriwijaya berperan sebagai? a. lahirnya agama hindu b. pengembangan agama hindu didunia hindu sebelum belajar ke India biksu diseluruh dunia Kesah21 May 2021 0 Replies mengapa pemerintah membangjn profram KB? indah2286 May 2021 0 Replies [tex] \sqrt{8 + \sqrt{80} } [/tex] khesyaandr May 2021 0 Replies garis bujur barat dan bujur timur dibatasi oleh alwieeysk May 2021 0 Replies Apa yang dimaksud dengan valuta asing fisik dan valuta asing nonfisik rm1778577 May 2021 0 Replies Bagaimana bangsa indonesia memandang keberadaan keberadaan negara negara lain disekitarnya
Sumber daya alam biasa disingkat SDA adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.[1] Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.[1] [2] Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini.[2] Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brasil, Kongo, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah.[3] [4] [5] [6] Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi.[5] Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini sering kali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.[7] Indonesia, salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati terbesar di dunia. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunaannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaannya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas, minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut. Daya dukung lingkungan [sunting sunting sumber] Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan.[2] Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda.[2] Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari.[2] Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut[2] Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya air, tanah, dan udara. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi campuran. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam. Sumber daya alam di Indonesia [sunting sunting sumber] Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brasil.[8] Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan.[8] Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut.[9] [10] Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.[11] Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.[11] Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.[11] Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut.[12] Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.[12] [13] Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak.[14] Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman.[14] Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.[12] Wilayah perairan yang terbentang luas Lahan pertanian yang subur Sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi [sunting sunting sumber] Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoretis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat.[7] Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya sering kali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah.[7] Kasus ini dalam bidang ekonomi sering pula disebut Penyakit Belanda.[7] Hal ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa.[7] Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya.[15] Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut.[7] Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam.[16] Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.[16] Pemanfaatan sumber daya alam [sunting sunting sumber] Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.[1] Untuk memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan asalnya, yaitu SDA “hayati” dan “nonhayati”. Sumber daya alam hayati [sunting sunting sumber] Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup, atau berhubungan dengan makhluk hidup. [butuh rujukan] Tumbuhan [sunting sunting sumber] Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah.[2] Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui proses fotosintesis.[2] Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan.[2] Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai makanan.[2] Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya.[2] Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya Bahan makanan padi, jagung,gandum,tebu Bahan bangunan kayu jati, kayu mahoni Bahan bakar biosolar kelapa sawit Obat jahe, daun binahong, kina, mahkota dewa Pupuk kompos. Pertanian dan perkebunan [sunting sunting sumber] Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam.[17] Data statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur.[18] Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa.[18] Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditas ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong.[18] Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet bahan baku ban, kelapa sawit bahan baku minyak goreng, tembakau bahan baku obat dan rokok, kapas bahan baku tekstil, kopi bahan minuman, dan tebu bahan baku gula pasir.[18] Hewan, peternakan, dan perikanan [sunting sunting sumber] Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan.[2] Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan.[2] Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain.[2] Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan.[2] Sumber daya alam nonhayati [sunting sunting sumber] Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya air, angin, sinar matahari, dan hasil tambang.[2] Air [sunting sunting sumber] Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi sendiri didominasi oleh wilayah perairan.[19] Dari total wilayah perairan yang ada, 97% merupakan air asin wilayah laut, samudra, dll. dan hanya 3% yang merupakan air tawar wilayah sungai, danau, dll..[20] Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan air, baik itu untuk keperluan domestik dan energi, terus meningkat.[19] Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi.[19] Di bidang energi, teknologi penggunaan air sebagai sumber listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus berkembang karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan mengurangi efek rumah kaca.[19] Angin [sunting sunting sumber] Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan oleh angin.[1] Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran tinggi.[1] Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya.[1] Beberapa negara yang telah mengaplikasikan turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.[1] Tanah [sunting sunting sumber] Tanah adalah komponen penyusun permukaan bumi .Tanah termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup.[21] Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah.[21] Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik.[21] Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.[21] Hasil tambang [sunting sunting sumber] Sumber daya alam hasil penambangan memiliki beragam fungsi bagi kehidupan manusia, seperti bahan dasar infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber energi, maupun sebagai perhiasan. Berbagai jenis bahan hasil galian memiliki nilai ekonomi yang besar dan hal ini memicu eksploitasi sumber daya alam tersebut.[22] Beberapa negara, seperti Indonesia dan Arab, memiliki pendapatan yang sangat besar dari sektor ini.[22] Jumlahnya sangat terbatas, oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara efisein.[1] Beberapa contoh bahan tambang dan pemanfaatannya Minyak bumi Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang; Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor; Minyak tanah untuk bahan baku lampu minyak; Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel; LNG Liquid Natural Gas untuk bahan bakar kompor gas; Oli ialah bahan untuk pelumas mesin; Vaselin ialah salep untuk bahan obat; Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan Aspal untuk bahan pembuat jalan dihasilkan di Pulau Buton[23] Batu bara dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga. Bijih besi Untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain Tembaga merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa. Bauksit Sebagai bahan dasar pembuatan alumunium. Emas, perak, dan perunggu untuk perhiasan Marmer Untuk bahan bangunan rumah atau gedung Belerang Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api Yodium Untuk obat dan peramu garam dapur beryodium Nikel Untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat. Gas alam Untuk bahan bakar kompor gas Mangan Untuk pembuatan pembuatan besi baja Grafit Bermanfaat untuk membuat pensil, dan bahan pembuatan baterai Area pertambangan terbuka, Garzweiler, Jerman. Lihat pula [sunting sunting sumber] Sumber daya buatan Sumber daya manusia Referensi [sunting sunting sumber] ^ a b c d e f g h Barrow M. 2010. Natural Resources Diarsipkan 2011-11-13 di Wayback Machine.. Diakses pada 6 Agustus 2011. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Biologi Sumber Daya Alam Diarsipkan 2011-09-28 di Wayback Machine.. 2009. Diakses pada 6 Agustus 2011. ^ Winoto H. 2010. Natural resources The curse of developing countries?. Diakses pada 6 Agustus 2011. ^ Birstol PM. 2011. Leone at 50 Rich in Natural Resources but Among Poorest Nations on Earth, What a Paradox!. Diakses pada 6 Agustus 2011. ^ a b WGBH Educational Foundation. role have the natural resources played in the politics and economy of the Middle East. Diakses pada 6 Agustus 2011. ^ World Vision Africa. 2010. option=com_content&view=article&id=136&Itemid=153 Congo DRC Diarsipkan 2011-08-06 di Wayback Machine.. Diakses pada 6 Agustus 2011. ^ a b c d e f Alayli MA. 2005. Resource Rich Countries and Weak Institutions The Resource Curse Effect Diarsipkan 2011-06-12 di Wayback Machine.. ^ a b Hitipeuw J. 2011. Indonesia, The World’s Second Mega Biodiversity Country. Dikutip dari Kompas, 16 Mei 2011. ^ Dongan. 2010. Selamat Datang Protokol Nagoya. Diakses pada 8 Agustus 2011. ^ CBD. About the Nagoya Protocol. Diakses pada 8 Agustus 2011. ^ a b c Kadek. 2008. Natural resources in Indonesia Diarsipkan 2010-12-22 di Wayback Machine.. Diakses pada 8 Agustus 2011. ^ a b c World Expo 2010 Shanghai China. 2010. Diversity of its Natural Resources Diarsipkan 2011-10-25 di Wayback Machine.. Di akses pada 8 Agustus 2011. ^ Sohibi. 2007. 10 Rekor kekayaan alam Indonesia Diarsipkan 2011-08-23 di Wayback Machine.. Diakses pada 8 Agustus 2011. ^ a b Index Mundi. 2011. Indonesian Natural Resources. Diakses pada 8 Agustus 2011. ^ Van Wijnbergen, Sweder 1984. “The ‘Dutch Disease’ A Disease After All?†The Economic Journal 94 373 ^ a b Pitersz G. pada 8 Agustus 2011. ^ Nugraha P. 2011. Presiden PKS Mulai Dekati Petani. Dikutip dari harian Kompas, 23 April 2011. ^ a b c d Encyclopedia of the Nations. 2011. Indonesia – Agriculture. Diakses pada 9 Agustus 2011. ^ a b c d USGS. 2011. Water Use in the United States, 2005. Diakses pada 10 Agustus 2011. ^ “Earth’s water distribution”. United States Geological Survey. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-29. Diakses tanggal 2009-05-13 . ^ a b c d Northern Territory Government. 2007. Natural Resources, Environment, The Arts and Sport Soil. Diakses pada 10 Agustus 2011. ^ a b Frederick WH, Worden RL. 1993. Indonesia. Diakses pada 10 Agustus 2011. ^ Buton Asphalt Indonesia. 2012. Buton Asphalt Indonesia. Di akses pada 2 Februari 2012.
faktor yang menyebabkan kebendaan sumber daya alam di indonesia adalah