fenomena laut merah di sabah

FenomenaAir Laut Berwarna Merah . Jabatan Perikanan Sabah memaklumkan kejadian Air Merah /Red Tide di perairan laut Pulau Gaya, Pulau Sepanggar, Persisiran Pantai Likas, Yayasan Sabah dan lokaliti berhampiran. Semua jenis kerang (tiram, dalus, remis dll) serta ikan palagik (tamban, basung, dll) adalah tidak selamat dimakan buat semantara waktu Fenomenalaut merah yang kini melanda Sabah menyaksikan seorang lagi mangsa terkorban, menjadikan jumlah tiga kesemuanya setakat in TadiNorsi wat carian pasal fenomena laut merah ni, rupa-rupanya fenomena ni adalah biasa di Sabah ni. Semenjak mula dikesan pada tahun 1976, boleh dikatakan hampir setiap tahun fenomena ini terjadi. Berdasarkan amaran terkini yang dikeluarkan, kejadian laut merah ni telah dikesan di perairan Pulau Gaya, Teluk Sepangar, persisiran Pantai Likas mơ quan hệ với người yêu cũ. KOTA KINABALU Fenomena air merah atau red tide’ masih melanda di perairan Pantai Barat Sabah terutamanya kawasan perairan Papar, Putatan, Kuala Penyu, Sepanggar dan Tuaran. Ketua Cawangan Jaminan Kualiti Jabatan perikanan Sabah, Boniface Jintony berkata orang ramai perlu mengelakkan daripada mengambil makanan laut yang disahkan mempunyai toksin berlebihan seperti kerang, siput dan ikan-ikan kecil. “Setakat ini, kawasan perairan di Kuala Penyu dan Tuaran menunjukkan kandungan toksin yang agak tinggi dalam kerang-kerangan iaitu masing masing mencatat 4,420 dan 3,836 unit Mouse MU. “Keadaan ini dijangka akan berterusan sehingga Mac ini, namun ia adalah bergantung dengan keadaan cuaca,” katanya ketika dihubungi Utusan Borneo kelmarin. Justeru katanya, orang ramai dinasihat sentiasa mengikuti arahan dan amaran yang diberi pihak berkuasa ekoran fenomena air laut merah terbabit. “Pihak kita akan sentiasa melakukan pemantauan dan amaran akan dikeluarkan dari semasa ke semasa untuk keselamatan orang ramai,” katanya. Fenomena laut merah berpunca daripada kehadiran sejenis organisma satu sel yang dinamakan phytoplankton dinoflagellate di dalam air laut. Mereka yang memakan hidupan laut yang dicemari toksin berkenaan akan mengalami keracunan paralytic shellfish poisoning’ PSP dan jika tahap toksin yang tinggi boleh menyebabkan lumpuh atau kematian. Tahun lalu, kejadian laut merah telah telah mengorbankan dua mangsa berusia 14 dan 9 tahun yang dipercayai memakan kerang yang diperoleh dari kawasan perairan Sepanggar. LABUAN Jabatan Perikanan Labuan kelmarin mengesahkan sampel air yang diambil dari perairan Labuan susulan fenomena air pasang merah di Sabah, kini bebas daripada sel pyrodinium bahamense var. compressum dinoflagelat yang boleh mendatangkan bahaya kepada manusia. Pengarahnya Faizal Ibrahim Suhaili lokasi mengambilan sampel air dilakukan di sekitar Batu Manikar, Tanjung Aru dan Lubok Temiang. Beliau berkata pihak jabatan memantau fenomena itu sejak air pasang merah dikesan pada 16 Feb lepas di sekitar perairan Kota Kinabalu dan Tuaran di Sabah. Pemantauan dan penilaian juga dilakukan terhadap sampel air yang diambil dari kawasan Tanjung Kubong dan Rancha-Rancha. “Setakat ini, kita telah melakukan yang terbaik untuk memantau keadaan tetapi orang ramai perlu dinasihatkan terus mengambil langkah berjaga-jaga dengan membersihkan makanan laut dengan teliti sebelum memakannya. Jabatan Perikanan Sabah pada 18 Feb mengeluarkan notis Amaran Fenomena Air Pasang Merah berikutan penemuan alga air pasang merah di beberapa perairan pantai sekitar Kota Kinabalu dan Tuaran. Kes fenomena air pasang merah dilaporkan di Labuan pada 2015 membabitkan dua wanita di Kg Sg Miri berusia 59 dan 36 tahun, yang diberi rawatan sebagaivpesakit luar di Hospital Labuan selepas mereka disahkan menghidap keracunan kerang-kerangan paralitik PSP. Pasang merah ialah bunga alga berbahaya HAB yang terjadi di sepanjang kawasan pantai, dan ia terhasil daripada pengumpulan besar mikroorganisma akuatik, seperti protozoa dan alga unisel. Air pasang merah dinamakan sedemikian selepas warna kemerahan dihasilkan plankton bertoksin dan hidupan laut tertentu yang memakan plankton tercemar sekali gus menyebabkan kematian di Sabah pada awal 1980-an. Toksin ini boleh membunuh ikan, kerang-kerangan berbahaya untuk dimakan, dan menyebabkan udara di sekeliling sukar bernafas untuk manusia dan haiwan. -BERNAMA Daftar isiApa itu Pasang Merah?Penyebab Pasang Merah Dampak Pasang Merah Dampak Bagi Ekosistem Laut Dampak untuk Manusia Cara Mengendalikan Pasang MerahContoh Fenomena Pasang Merah Pasang surut adalah fenomena lazim yang terjadi di permukaan air laut karena adanya gravitasi Bulan. Lalu bagaimana jika air pasang berwarna merah yang dikenal sebagai red tide atau air pasang Merah. Ini adalah salah satu fenomena yang unik dan misterius. Di bawah ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu pasang merah dan apa itu Pasang Merah?Air pasang merah sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala yakni ketika bangsa barat menjelajah ke berbagai penjuru dunia. Namun sebenarnya fenomena ini sudah berlangsung jauh sebelum adanya kehidupan manusia. Fenomena tersebut masih terus dijumpai di beberapa tempat akhir-akhir ini. Red Tide adalah fenomena ketika air laut yang ada di permukaan seolah-olah berwarna merah. Biasanya peristiwa ini berlangsung di tepi atau di garis pantai ketika alga dan organisme lainnya berkembang biak dengan tidak terkendali. Meski bernama “pasang” namun sebenarnya peristiwa ini tidak berkaitan dengan aktivitas pasang surut air laut seperti biasanya. Terminologi ini digunakan untuk merepresentasikan sebuah kejadian ketika mekarnya spesies dinoflagellata di permukaan air. Dinoflagellata sendiri merupakan suatu spesies yang berbahaya oleh sebab itu peristiwa ini dikenal juga dengan istilah lain yakni “harmful algal bloom”. Namun jika ternyata alga yang muncul tidak berbahaya maka disebut dengan “algal bloom”. Hingga saat ini para ilmuwan belum menemukan titik terang mengenai penyebab atau faktor pasti dari peristiwa red tide ini. Namun ada tiga faktor yang diketahui merupakan bagian dari pasang merah adalah tingkat salinitas, suhu dan juga angin serta dipengaruhi juga oleh eutrofikasi. Ketiga faktor ini menyebabkan organisme kecil alga yang ada di permukaan air tumbuh tak terkendali. Tumbuhnya alga atau ganggang tersebut menyebabkan populasi yang berlebihan hingga membuat warna air laut menjadi kecoklatan atau kemerahan serta tingkat kepadatannya meningkatan. Warna kemerahan atau kecoklatan tersebut karena adanya dinoflagellata dan diatom terutama Karenia brevis. Selain K. brevis ada organisme lain yang ada di dalam pasang merah yaitu Gonyaulax, Gymnodinium, Dinophysis, Noctiluca, Chattonella, Ceratium, Amoebophrya, Alexandrium, dan Cochlodinium. Peristiwa red tide semakin memburuk seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia seperti industri, pertanian dan pabrik lainnya yang menghasilkan limbah. Limbah tersebut akan terserap ke dalam tanah dan bercampur dengan air yang akan bermuara ke lautan. Akibatnya ganggang akan tumbuh lebih cepat dari seharusnya. Pasang mera dapat berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama bahkan berbulan-bulan. Dampak Pasang Merah Pasang merah atau red tide memang terlihat unik karena memberikan pemandangan yang berbeda dengan pemandangan permukaan air biasanya. Meski unik, faktanya padang merah memiliki dampak buruk bagi ekosistem laut dan juga kehidupan manusia. Dampak Bagi Ekosistem Laut Pasang merah bisa membunuh banyak ikan di lautan dalam kurun waktu dua minggu. Kematian ikan-ikan ini diakibatkan oleh ganggang yang mengandung racun yang cukup kuat. Tak hanya ganggang berbahaya saja yang membawa racun tetapi juga ganggang jinak seperti ganggang raksasa yang sebenarnya tidak mengandung racun namun turut mati ketika terjadi pasang merah. Setelah mati, ganggang raksasa akan membusuk dan mengurangi jumlah oksigen di air. Pada akhirnya ganggang tersebut juga membunuh ikan-ikan. Spesies lainnya yang menjadi korban red tide adalah kerang, lumba-lumba, penyu, dan burung yang memakan ikan atau meminum air di laut tersebut. Sementara itu moluska sebenarnya dapat bertahan dengan menyimpan racun-racun tersebut di dalam jaringan lemak. Hal ini menghambat saluran natrium sehingga dalam hitungan beberapa menit saja akan menyebabkan kelumpuhan. Ketika ada binatang lainnya yang memakan kerang atau moluska ini juga akan keracunan hingga menyebabkan kematian. Ikan-ikan yang mati jumlahnya beraneka ragam bahkan bisa mencapai ratusan ton seperti yang terjadi pantai St. Petersburg. Ikan yang mati akan terseret ombak dan terdampar ke tepi pantai, Hal itu tentu akan mengotori pantai dan menyebarkan bau tidak sedap. Dampak untuk Manusia Manusia juga tidak lepas dari dampak yang tidak akibatkan oleh red tide jika memakan hewan laut yang terkena peristiwa ini. Zat-zat beracun yang dihasilkan oleh pasang merah akan terserap ikan, kerang dan binatang lainnya. Jika binatang laut tersebut dikonsumsi manusia maka sama saja dengan mengkonsumsi racun yang dapat mengganggu kesehatan. Gejala-gejala setelah mengkonsumsi makanan laut yang tercemar pasang merah antara lain mengantuk, diare, mual, kehilangan kontrol motorik, kesemutan, mati rasa atau sakit pada ekstremitas, inkoherensi, dan gangguan pernapasan. Tak hanya yang mengkonsumsinya, bahkan yang tidak pun dapat merasakan efek buruknya. Hal tersebut terjadi karena Karenia brevis yang mengandung racun brevetoxins aerosol akan menyebabkan gatal-gatal pada kulit ketika menyentuhnya. Racun ini juga dapat terbawa oleh angin dan dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan seperti masalah pernafasan, bronkitis dan batuk-batuk. Cara Mengendalikan Pasang MerahPasang merah merupakan fenomena yang terjadi secara alami namun semakin parah karena adanya limbah dari kegiatan manusia. Oleh sebab cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan red tide adalah dengan mengurangi limbah atau mengelola limbah sebelum dibuang sehingga tidak memicu perkembangan alga atau ganggang. Di era modern saat ini pergerakan pasang merah dapat dimonitor melalui satelit GOES-East NOAA milik Amerika Serikat. Ukuran ganggang memang sangat kecil namun sekelompok ganggang dapat terlihat dari satelit. Satelit ini mengorbit bumi sebanyak dua kali untuk memantau seluruh permukaan Bumi. Satelit ini juga dapat memberitahu pola cuaca yang berpotensi untuk menyebabkan pasang merah. Contoh Fenomena Pasang Merah Setelah mengetahui apa itu pasang merah, penyebab bahkan dampaknya selanjutnya adalah pembahasan mengenai contoh dari pasang merah. Teluk Florida, 1530Ini adalah fenomena pasang merah pertama kali di lepas pantai Teluk Florida, Amerika Serikat. Teluk Omura Teluk Omura adalah sebuah perairan yang berada di perfektur Nagasaki. Teluk ini telah diidentifikasi mengalami pertumbuhan alga yang sangat cepat dan menyebabkan pasang merah. Borneo Malaysia, 2013Pada Januari tahun 2013, Pulau Borneo Malaysia tepatnya di Pantai Barat Laut Sabah terjadi pasang merah. Peristiwa ini bahkan memakan korban jiwa dua orang akibat mengkonsumsi kerang yang terkontaminasi racun red tide. Florida, 2013Masih di bulan dan tahun yang sama dengan laut Sabah, pantai Sarasota di Florida juga mengalami pasang merah. Akibatnya para pengunjung mengalami gangguan pernafasan serta banyak ikan yang mati. Lampung, 2012Di Indonesia juga ditemukan fenomena serupa yakni di Teluk Lampung pada 2012 silam. Ini disebabkan karena di pesisir Teluk tersebut banyak berdiri pabrik dan industri yang menghasilkan banyak limbah sehingga air disekitarnya tercemar. KOTA KINABALU Fenomena laut merah yang kini melanda Sabah menyaksikan seorang lagi mangsa terkorban, menjadikan jumlah tiga kesemuanya setakat ini, dipercayai akibat memakan kerang dan lokan dibeli dari Pasar Malam Inanam, dekat mengesahkan kejadian itu, Timbalan Menteri Kesihatan Datuk Rosnah Abdul Rashid Shirlin berkata mangsa, 23, seorang wanita warganegara asing berasal dari Kampung Inanam Jaya itu sudah dalam keadaan tidak sedarkan diri ketika dibawa ke Hospital Wanita dan Kanak-Kanak Sabah HWKKS di Likas pada kira-kira jam pagi semalam."Sampel kerang dan lokan itu telah dihantar ke Jabatan Perikanan Sabah untuk dianalisis dan keputusan masih belum diperolehi,” katanya kepada pemberita selepas mempengerusikan mesyuarat Puteri Umno Malaysia di sini, hari berkata semalam sahaja, Jabatan Kesihatan Negeri menerima sebanyak 18 kes yang disyaki keracunan kerang daripada HWKKS manakala jumlah keseluruhan adalah 43 kes dengan 37 kes di daerah Kota Kinabalu dan enam kes di daerah berkata pada jam malam semalam, seramai 10 orang telah mendapat rawatan di HWKKS, enam di Hospital Queen Elizabeth HQE 2, dua di HQE 1, enam di Hospital Tuaran, tiga kes di Klinik Kesihatan Likas dan satu di bawah keadaan tidak bernafas.“Setakat ini seramai empat kes dimasukkan di wad HWKKS, dan tiga di HQE 2 untuk rawatan lanjut manakala 35 kes lagi menerima rawatan sebagai pesakit luar,” katanya sambil menyatakan kesemua kes berkaitan dengan memakan kupang yang dibeli dari Pasar Malam Inanam dan mengambil kupang di Teluk itu, Rosnah berkata poster dan hebahan awam mengenai keracunan makanan akibat air merah telah ditampal di Pasar Malam Inanam dan para peniaga dilarang menjual kerang pada masa itu, beliau menasihati orang ramai supaya tidak memakan atau mengumpul kesemua jenis kerang hidupan laut yang mempunyai cangkerang seperti kerang, siput dan juga ikan-ikan pesisir pantai.“Jika termakan dan mengalami tanda-tanda seperti kebas, pening, muntah dan sesak nafas, sila dapatkan rawatan segera di hospital atau klinik kesihatan berdekatan,” kata Rosnah. - BERNAMA

fenomena laut merah di sabah